Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba balap mobil mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak FINAL. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yg dimilikinya. Semuanya buatan mereka sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Andri. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final.
Dibanding semua lawannya, Mobil andrilah yg paling tidak sempurna. Beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Tibalah saat yg dinantikan. FINAL kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Di setiap jalur linatasannya, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kmudian, ia berkata " Ya, aku siap".
Dorr..
Tanda pertandingan telah dimulai. Dengan 1 hentakan yang kuat, mereka mulai mendorong mobil mereka sekuatnya. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. " Ayoo.. Ayoo.. Cepat.. Cepat.. Majuu.. Majuu..", begitu teriak mereka. Ahha.. sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, andrilah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan andri. Ia berucap, dan berkomat kamit lagi dalam hati. "Terima kasih".
Saat pembagian piala tiba. Andri menuju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diberikan, Ketua panitia bertanya " Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, bukan?". Andri terdiam. " Bukan pak, bukan itu yg aku panjatkan." kata Andri.
ia lalu melanjutkannya, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku, hanya bermohon pada tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendegar itu. Setelah beberapa saat, Terdengarlah suara gemuruh tepuk tangan yg memenuhi ruangan itu.
Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Anak kecil itu, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Anak kecil itu, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yg ingin diraihnya. Anak kecil itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Anak itu, bermohon kepada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberi kemuliaan, dan mau menyadari kekurangannya dengan rasa bangga.
Mungkin, telah banyak waktu yg kita lakukan untuk berdoa kpada Tuhan untuk mengabulkan semua permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta kepada Tuhan untuk menjadikan kita sebagai yang nomor 1, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingannya, tuntunannya, dan panduannya ?
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita akui ? saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hambanya yg shaleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar