Sabtu, 27 November 2010

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba balap mobil mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak FINAL. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yg dimilikinya. Semuanya buatan mereka sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Andri. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final.


Dibanding semua lawannya, Mobil andrilah yg paling tidak sempurna. Beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Tibalah saat yg dinantikan. FINAL kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Di setiap jalur linatasannya, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kmudian, ia berkata " Ya, aku siap".

Dorr..
Tanda pertandingan telah dimulai. Dengan 1 hentakan yang kuat, mereka mulai mendorong mobil mereka sekuatnya. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. " Ayoo.. Ayoo.. Cepat.. Cepat.. Majuu.. Majuu..", begitu teriak mereka. Ahha.. sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, andrilah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan andri. Ia berucap, dan berkomat kamit lagi dalam hati. "Terima kasih".

Saat pembagian piala tiba. Andri menuju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diberikan, Ketua panitia bertanya " Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, bukan?". Andri terdiam. " Bukan pak, bukan itu yg aku panjatkan." kata Andri.

ia lalu melanjutkannya, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku, hanya bermohon pada tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendegar itu. Setelah beberapa saat, Terdengarlah suara gemuruh tepuk tangan yg memenuhi ruangan itu.



Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Anak kecil itu, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Anak kecil itu, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yg ingin diraihnya. Anak kecil itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Anak itu, bermohon kepada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberi kemuliaan, dan mau menyadari kekurangannya dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yg kita lakukan untuk berdoa kpada Tuhan untuk mengabulkan semua permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta kepada Tuhan untuk menjadikan kita sebagai yang nomor 1, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingannya, tuntunannya, dan panduannya ?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita akui ? saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hambanya yg shaleh.




sebuah catatan terima kasih

terima kasih untuk hal-hal yang ‘gak enak’, Tuhan…
karena mereka malah membuatku semakin bersyukur
atas hal kecil dan sederhana yang mungkin terlupa.

terima kasih untuk kejadian yang menyedihkan, Tuhan…
karena oleh mereka aku jadi makin dekat pada-Mu
dan mampu menghargai hal-hal yang membahagiakan.

terima kasih untuk setiap kegagalan, Tuhan…
karena dari mereka aku belajar menghargai kesuksesan
yang Kauizinkan mampir di hidupku.

terima kasih untuk setiap kehilangan, Tuhan…
karena aku semakin sadar bahwa hidup ini sementara
yang abadi hanya diri-Mu.

terima kasih untuk setiap kemalangan, Tuhan…
karena dari situlah aku belajar berdiri tegar
tidak selalu mudah namun bisa terjadi dengan bimbingan-Mu.

terima kasih untuk setiap kekuatiran, Tuhan…
karena dengan demikian, aku datang dan membawa mereka pada-Mu
sambil menyerahkan kehidupanku seutuhnya ke dalam tangan-Mu.

terima kasih untuk setiap kesukaran dan permasalahan, Tuhan…
karena dengan adanya mereka aku belajar berusaha
mencari solusi kreatif sekaligus berserah pada-Mu.

terima kasih untuk semua yang ‘gak enak’ itu, Tuhan…
karena hidup bukanlah melulu kemapanan ataupun kenyamanan…
namun juga proses pembelajaran.

terima kasih, Tuhan untuk itu semua…
karena kutahu, Kau bertujuan agar aku terus naik kelas
dalam sekolah kehidupan bersama-Mu.




"No one can change a person, but someone can be a person's reason to change" -Sponge Bob






Jumat, 05 November 2010

Jangan Pernah Menyerah Dan Jangan Putus Asa

Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.



“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?”

“Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik.
Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku, “kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini,
kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. “

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”

“Saya akan menjulang setinggi apa ?” tanya pria itu.

“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan

“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.

“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu, ” kata Tuhan.

Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.




Selasa, 02 November 2010

Masalah adalah Tantangan

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku!
Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. 


Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. 


Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu.

Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah,belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara
momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati.
Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. 

Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. 
Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. 

Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. ”Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” 



Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda.  
Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.