Sabtu, 27 November 2010

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba balap mobil mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak FINAL. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yg dimilikinya. Semuanya buatan mereka sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Andri. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final.


Dibanding semua lawannya, Mobil andrilah yg paling tidak sempurna. Beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Tibalah saat yg dinantikan. FINAL kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Di setiap jalur linatasannya, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kmudian, ia berkata " Ya, aku siap".

Dorr..
Tanda pertandingan telah dimulai. Dengan 1 hentakan yang kuat, mereka mulai mendorong mobil mereka sekuatnya. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. " Ayoo.. Ayoo.. Cepat.. Cepat.. Majuu.. Majuu..", begitu teriak mereka. Ahha.. sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, andrilah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan andri. Ia berucap, dan berkomat kamit lagi dalam hati. "Terima kasih".

Saat pembagian piala tiba. Andri menuju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diberikan, Ketua panitia bertanya " Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, bukan?". Andri terdiam. " Bukan pak, bukan itu yg aku panjatkan." kata Andri.

ia lalu melanjutkannya, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku, hanya bermohon pada tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendegar itu. Setelah beberapa saat, Terdengarlah suara gemuruh tepuk tangan yg memenuhi ruangan itu.



Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Anak kecil itu, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Anak kecil itu, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yg ingin diraihnya. Anak kecil itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Anak itu, bermohon kepada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberi kemuliaan, dan mau menyadari kekurangannya dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yg kita lakukan untuk berdoa kpada Tuhan untuk mengabulkan semua permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta kepada Tuhan untuk menjadikan kita sebagai yang nomor 1, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingannya, tuntunannya, dan panduannya ?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita akui ? saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hambanya yg shaleh.




sebuah catatan terima kasih

terima kasih untuk hal-hal yang ‘gak enak’, Tuhan…
karena mereka malah membuatku semakin bersyukur
atas hal kecil dan sederhana yang mungkin terlupa.

terima kasih untuk kejadian yang menyedihkan, Tuhan…
karena oleh mereka aku jadi makin dekat pada-Mu
dan mampu menghargai hal-hal yang membahagiakan.

terima kasih untuk setiap kegagalan, Tuhan…
karena dari mereka aku belajar menghargai kesuksesan
yang Kauizinkan mampir di hidupku.

terima kasih untuk setiap kehilangan, Tuhan…
karena aku semakin sadar bahwa hidup ini sementara
yang abadi hanya diri-Mu.

terima kasih untuk setiap kemalangan, Tuhan…
karena dari situlah aku belajar berdiri tegar
tidak selalu mudah namun bisa terjadi dengan bimbingan-Mu.

terima kasih untuk setiap kekuatiran, Tuhan…
karena dengan demikian, aku datang dan membawa mereka pada-Mu
sambil menyerahkan kehidupanku seutuhnya ke dalam tangan-Mu.

terima kasih untuk setiap kesukaran dan permasalahan, Tuhan…
karena dengan adanya mereka aku belajar berusaha
mencari solusi kreatif sekaligus berserah pada-Mu.

terima kasih untuk semua yang ‘gak enak’ itu, Tuhan…
karena hidup bukanlah melulu kemapanan ataupun kenyamanan…
namun juga proses pembelajaran.

terima kasih, Tuhan untuk itu semua…
karena kutahu, Kau bertujuan agar aku terus naik kelas
dalam sekolah kehidupan bersama-Mu.




"No one can change a person, but someone can be a person's reason to change" -Sponge Bob






Jumat, 05 November 2010

Jangan Pernah Menyerah Dan Jangan Putus Asa

Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.



“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?”

“Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik.
Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku, “kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini,
kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. “

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”

“Saya akan menjulang setinggi apa ?” tanya pria itu.

“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan

“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.

“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu, ” kata Tuhan.

Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.




Selasa, 02 November 2010

Masalah adalah Tantangan

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku!
Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. 


Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. 


Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu.

Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah,belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara
momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati.
Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. 

Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. 
Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. 

Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. ”Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” 



Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda.  
Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.




Kamis, 28 Oktober 2010

Pengejaran Mengubah Segalanya


Apakah anda tersandung ke arah masa depan yang tak pasti?

Atau apakah anda siap mengejar impian anda dgn segenap hati?

Ada ide2 jutaan dollar disekeliling anda setiap hari... anda melihat ide2 tersebut??
Anda dapat mengamati mujizat setiap hari, atau anda tak dapat melihat apapun???

Aeluang besar adalah tepat dimana anda berdiri sekarang... anda berdiri ditengah "tambang intan" milik anda sendiri.


Ada kunci induk yg membuat peluang hidup, impian memang bagus, tp tak cukup bagus...
Kejarlah cita-cita mu seperti kamu mengejar MATAHARI
Cita" memang bagus tapi tak cukup. Hanya ada satu cara membuktikan iman, impian dan cita" anda... hanya ada satu cara utk mengubah semua itu menjadi kenyataan. PENGEJARAN.

Hal yang paling penting yang anda dapat kerjakan dari hidup adalah menemukan impian yang layak dikejar, dan kemudian anda menangkapnya. Pengejaran mengubah segalanya. Pengejaran memikat hati anda, meningkatkan momentum anda, melepaskan kekang atau fokus, dan memberikan hasil yang mengejutkan.

Anda akan menemukan bahwa kebahagiaan adalah mengejar impian tersebut, bukan meraih impian tersebut. Sebuah kajian korporat yang besar atas 62 orang pemimpin bisnis dunia bahwa tidak semua pemimpin pun workaholic, sebaliknya mereka adalah workaphiles atau pecinta kerja. Pengejaran yang benar membawa sukacita dan sukses.


John Foster berkata "sungguh memalukan jika kita idak sanggup menjawab dengan cukup pasti pertanyaan sederhana, akan menjadi apakah anda nanti?,apakah yang akan anda lakukan?"



Charles Garfield menambahkan "orang yg berprestasi puncak adalah org yg berkomitmen pada suatu misi yg memaksa. Sangat jelas bahwa mereka sangat peduli pada apa yang mereka kerjakan dan usaha mereka."


Anda tidak benar benar bebas sebelum anda secara aktif mengejar dan dibuat terpikat oleh misi tertinggi anda dalam hidup..


Sayangnya, hidup orang rata-rata terdiri atas 20 tahun mempunyai orang tua yg bertanya kemana ia akan pergi, 40 tahun memiliki pasangan yg mengajukan pertanyaan yang sama, dan pada akhirnya, orang yang berkabung akan bertanya-tanya hal yang sama.


Marthin Luther berkata " jika seseorag belum menemukan sesuatu yang akan membuatnya bersedia mati untuk itu, ia belum cocok untuk hidup"


Sukses selalu dimulai dari sesuatu yang klihatannya mustahil, tetapi ketika impian itu dikejar dan dikerjakan, berangsur-angsur impian itu menjadi kenyataan seiring berjalannya waktu.

Tidak ada yg berharga terjadi dalam semalam, jalan menuju sukses selalu menanjak, jadi jangan berharap untuk menemukan rekor kecepatan apapun.


Sukses membutuhkan waktu. Begitu anda membuat impian anda berhasil, anda harus mempertahankan momentumnya, anda tidak boleh berhenti di tengah jalan. Hal tersulit dalam mengejar impianbanda adalah membuat nya berguling dari posisi berhenti diam dan mulai bergerak.


Dunia memberi tempat bagi org yg melakukan pengejaran. Seperti mobil pemadam kebakaran dengan sirine dan lampu yg meraung raung, orang mungkin tak tau kemana anda pergi, tetapi mereka tau anda sedang mengejar sesuatu yang penting.


Setiap pagi di afrika seekor rusa terjaga. Rusa ini tau dia harus bergerak lebih cepat dari singa yang paling cepat, kalau ia tidak mau dimakan... dan setiap hari di afrika seekor singa terjaga, singa ini tau harus berlari lebih cepat dari rusa yg paling cepat jika ia tidak mau mati kelaparan... tidak jadi soal apakah anda singa atau rusa, ketika matahari terbit, anda lebih baik berlari.


Didalam hati anda ada seekor singa yang tidur sedang mengaum dari dalam keluar, penuh niat ingin melakukan pengejaran yang layak dihadapan TUHAN. Pilihlah untuk ada didalam sebuah misi.


"ketika anda menemukan misi anda , anda dapat merasakan tuntutannya. misi ini akan memenuhi anda dengan antusiasme dan hasrat yang membara untuk mengerjakannya"


Hidup sukses dimotivasi oleh pengejaran yang dinamis. Seorang pemalas dinilai oleh apa yang tidak ia kejar.


Albert Hubert berkata " orang yang menginginkan susu tidak boleh duduk ditengah lapang dan berharap sapinya akan menghampiri mereka"


Ketika seseorang memutuskan untuk mengejar, faktanya penting, masa lalunya tidak penting, peluangnya tidak penting, satu-satunya yg penting adalah keputusan untuk mengejar.


Galilah untuk mengejar intan, jangan kupu-kupu.

Kejarlah dan keluarlah dari peta.

Pergilah kemana anda belum pergi.



Tidak ada yang membawa sukacita lebih besar daripada hati seorang pemimpin, orang tua atau pasangan hidup yang melihat pria dan wanita yang mengejar tujuan hidup mereka.

Sekaranglah waktunya untuk memanjat keluar dari tribune dan masuk ke lapangan permainan.

SELAMAT DATANG DALAM PENGEJARAN!

setiap kemenangan butuh kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…

Anak: “Ayah, ayah” kata sang anak…

Ayah: “Ada apa?” tanya sang ayah…..

Anak: “aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …

aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak pun mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

Anak: “Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

Ayah: “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

Ayah: ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
Anak: ” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
Ayah: ” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
Anak: ” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
Ayah: ” Nah, akhirnya kau mengerti”
Anak: ” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
Ayah: ” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

Anak: ” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
Ayah: ” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

Anak: ” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya. =)

Senin, 25 Oktober 2010

​‎​‎​Pernahkah membaca tulisan yang menceritakan sebuah eksperimen yang dilakukan di Woods Hole Oceanographic Institute ?

Seekor ikan barracuda dimasukkan ke dalam sebuah akuarium berukuran sedang yang bagian tengahnya dipisahkan oleh sebuah kaca pembatas transparan.

Di sisi lain, ada banyak ikan kecil yang merupakan makanan kesukaan si barracuda.

Ketika lapar, berkali-kali ikan barracuda mencoba untuk memangsa ikan kecil tersebut, namun usahanya selalu sia-sia karena terbentur kaca pembatas transparan tadi.

Setelah berminggu-minggu mencoba dan tetap tidak berhasil, si barracuda menyerah dengan menerima kenyataan bahwa perburuan ikan kecil tersebut hanya mengakibatkan kesakitan pada hidung dan mulutnya.
Setelah itu kaca pembatas transparan tadi diangkat, dan apa yang terjadi?

Si barracuda tetap pada sisinya, tidak bergerak ke arah ikan kecil. Rasa lapar mulai terasa hebat. Akan tetapi si barracuda sepertinya tidak berusaha sekali pun untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut.

Akhirnya, ia pun mati kelaparan padahal makanan kesukaanya tepat berada di depan hidungnya.


Pelajaran penting yang dapat disimpukan dan dapat kita ambil dari kisah barracuda ini adalah bahwa masa lalu kita tidak sama dengan masa yang akan datang.

Hellen Keller pernah berkata ketika satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tapi kita seringkali mengamati pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat satu pintu lain yang terbuka.

Jangan putus asa, jangan pernah putus asa! Sebab masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang.

Impian akan menjadi kenyataan, jika kita yakin dan mau berusaha untuk mewujudkannya..

smoga Motivasi ini semua bermanfaat buat kita semuanya.... SEMANGAT!!!

Jumat, 22 Oktober 2010

sukses hanya dengan kata "K"

1. KOMITMEN
Jika anda ingin memulai sesuatu dari awal, maka "Komitmen" sangatlah penting. 
Sebab jika memulai sesuatu tanpa sebuah ketetapan berusaha, maka usaha anda akan sia-sia. Jelas tidak gampang untuk berkomitmen, but nothing is impossible, right? Dimana ada kemauan disitu ada jalan.

2. KONSISTEN
Setelah kita berkomitmen, maka sebuah "Konsisten" dibutuhkan untuk menyelaraskan usaha berkomitmen tersebut. Konsistensi dalam sebuah usaha sangatlah penting, sebab jika anda tidak konsisten, maka anda tidak lagi sanggup untuk berkomitmen. When you fall down, you may cry but don't try to give up.

3. KONSEKUENSI
Ya,"Konsekuensi" setelah kita sukses berkomitmen, kita sanggup konsisten dalam menjalankan usaha kita, namun apabila konsekuensi yang kita terima tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan, maka kita akan merasa kesal dan sia-sia selama berusaha. Tapi, tunggu dulu. Pernah dengar istilah "Kita harus salah baru bisa mengetahui sebuah kebenaran".
Itulah jawabannya. Apapun konsekuensi yang kita terima dari usaha kita, anggaplah itu sebagai sebuah pengalaman untuk masa depan yang lebih baik. If you do something wrong, next time it must be something strong.

4. KERJA KERAS
Tanpa bekerja keras, apapun yang kita lakukan pasti membuahkan hasil yang tidak maksimal. Sebagaimana contohnya, apabila anda mendorong sebuah mobil yang sedang mogok tanpa tenaga dan kerja keras, maka mobil itu tidak akan terdorong sama sekali. Apapun usaha yang kita lakukan, sebuah kesuksesan hanya akan dapat dicapai dengan "Kerja Keras", bukan dengan santai-santai ataupun menunggu hasil tanpa berusaha. Hard work is better than looking for treasure.

5. KERINGAT
Semua yang kita hasilkan melalui "Keringat" kita sendiri pasti hasilnya sangatlah memuaskan. Pasti anda sangat senang dan bangga pada saat anda menerima gaji pertama anda, di saat orang yang anda kasihi diberi tanpa meminta dengan hasil keringat anda sendiri. Inilah jerih payah anda sebagaimana kita manusia berkeringat untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Setiap tetes keringat mewakili satu butir nasi yang kita makan. Jerih payah yang tak dapat tergantikan oleh apapun. Benar-benar luar biasa.

6. KARUNIA
Apa yang kita lakukan, ingatlah ini semua adalah "Karunia" dari Tuhan. Kita tidak akan mendapatkan semua yang kita ingingkan kecuali kehendak dariNya. Jadi kesimpulannya, apa yang kita dapat hanyalah pinjaman dari Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu kita senantiasa harus bersyukur setiap hari dan harus berbagi kepada sesama. Saya ga pernah dengar orang yang bangkrut atau jatuh miskin gara-gara berdana atau menyumbang, yang ada mereka malah tambah murah rezeki karena kebaikan mereka berikhlas dana.
Jadi ingatlah, doa dan bersyukur juga berperan penting dalam kesuksesan hidup anda!

7. KUNCI
Akhir dari semua ini adalah "Kunci". Sungguh sia-sia jika kita melakukan usaha dari awal sampai akhir tanpa mendapat sebuah kunci keberhasilan. Banyak orang yang mengeluh karena akhir dari kesuksesan mereka hanyalah kerugian yang disebabkan keteledoran mereka sewaktu awal berkarir. Mereka tidak berpikir positif dan investasi jangka panjang demi mendapatkan sebuah kunci berharga dalam hidup mereka. Kunci inilah yang menentukan bahagia tidaknya hidup kita. Tanpa kunci, pintu hidup kita tidak akan terbuka selamanya.

Kamis, 14 Oktober 2010

"kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih memilih untuk tidak punya uang sama sekali" (spongebob)

"if money can make me forget my best friend, then I would prefer to not have any money at all" (spongebob)

Arloji Yang Hilang


Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan.
Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin. (Pengkhotbah 4:6)

Rabu, 13 Oktober 2010

4 LILIN




Di dalam Ruangan yang gelap dan penuh dengan ke misterian. 
Ada 4 lilin yang menyala, dan hanya 4 lilin ini saja sebagai penerang di dalam ruangan itu...

Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: "Aku adalah Damai." 
"namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: "Aku adalah Iman." 
"Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala." Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: "Aku adalah Cinta."
"Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna." "Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya." 
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: "Eeh apa yang terjadi ?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: "Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya."
"Akulah HARAPAN."
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali ImanDamaiCinta dengan HARAPAN-nya!

TO DO, TO HAVE, ATAU TO BE?

“Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai. Oleh karenanya, kita membagikan cinta bagi orang lain.” (Victor Hugo)


Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Ia terus maju. Umur terus bertambah. Manusia pun mengalami babak-babak dalam hidupnya. Saat masuk fase dewasa, orang memasuki tiga tahapan kehidupan.
Ada masa di mana orang terfokus untuk melakukan sesuatu (to do). Ada saat memfokuskan diri untuk mengumpulkan (to have). Ada yang giat mencari makna hidup (to be). Celakanya, tidak semua orang mampu melewati tiga tahapan proses itu.
Fase pertama, fase to do. Pada fase ini, orang masih produktif. Orang bekerja giat dengan seribu satu alasan. Tapi, banyak orang kecanduan kerja, membanting tulang, sampai mengorbankan banyak hal, tetap tidak menghasilkan buah yang lebih baik. Ini sangat menyedihkan. Orang dibekap oleh kesibukan, tapi tidak ada kemajuan. Hal itu tergambar dalam cerita singkat ini. Ada orang melihat sebuah sampan di tepi danau. Segera ia meloncat dan mulailah mendayung. Ia terus mendayung dengan semangat. Sampan memang bergerak. Tapi, tidak juga menjauh dari bibir danau. Orang itu sadar, sampan itu masih terikat dengan tali di sebuah tiang.
Nah, kebanyakan dari kita, merasa sudah bekerja banyak. Tapi, ternyata tidak produktif. Seorang kolega memutuskan keluar dari perusahaan. Ia mau membangun bisnis sendiri. Dengan gembira, ia mempromosikan bisnisnya. Kartu nama dan brosur disebar. Ia bertingkah sebagai orang sibuk.
Tapi, dua tahun berlalu, tapi bisnisnya belum menghasilkan apa-apa. Tentu, kondisi ini sangat memprihatinkan. Jay Abraham, pakar motivasi bidang keuangan dan marketing pernah berujar, “Banyak orang mengatakan berbisnis. Tapi, tidak ada hasil apa pun. Itu bukanlah bisnis.” Marilah kita menengok hidup kita sendiri. Apakah kita hanya sibuk dan bekerja giat, tapi tanpa sadar kita tidak menghasilkan apa-apa?
Fase kedua, fase to have. Pada fase ini, orang mulai menghasilkan. Tapi, ada bahaya, orang akan terjebak dalam kesibukan mengumpulkan harta benda saja. Orang terobesesi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Meski hartanya segunung, tapi dia tidak mampu menikmati kehidupan. Matanya telah tertutup materi dan lupa memandangi berbagai keindahan dan kejutan dalam hidup. Lebih-lebih, memberikan secuil arti bagi hidup yang sudah dijalani. Banyak orang masuk dalam fase ini.
Dunia senantiasa mengundang kita untuk memiliki banyak hal. Sentra-sentra perbelanjaan yang mengepung dari berbagai arah telah memaksa kita untuk mengkonsumsi banyak barang.
Bahkan, dunia menawarkan persepsi baru. Orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak hal. Tapi, persepsi keliru ini sering membuat orang mengorbankan banyak hal. Entah itu perkawinan, keluarga, kesehatan, maupun spiritual.
Secara psikologis, fase itu tidaklah buruk. Harga diri dan rasa kepuasan diri bisa dibangun dengan prestasi-prestasi yang dimiliki. Namun, persoalan terletak pada kelekatannya. Orang tidak lagi menjadi pribadi yang merdeka.
Seorang sahabat yang menjadi direktur produksi membeberkan kejujuran di balik kesuksesannya. Ia meratapi relasi dengan kedua anaknya yang memburuk. “Andai saja meja kerja saya ini mampu bercerita tentang betapa banyak air mata yang menetes di sini, mungkin meja ini bisa bercerita tentang kesepian batin saya…,” katanya.
Fase itu menjadi pembuktian jati diri kita. Kita perlu melewatinya. Tapi, ini seperti minum air laut. Semakin banyak minum, semakin kita haus. Akhirnya, kita terobsesi untuk minum lebih banyak lagi.
Fase ketiga, fase to be. Pada fase ini, orang tidak hanya bekerja dan mengumpulkan, tapi juga memaknai. Orang terus mengasah kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Seorang dokter berkisah. Ia terobesesi menjadi kaya karena masa kecilnya cukup miskin. Saat umur menyusuri senja, ia sudah memiliki semuanya. Ia ingin mesyukuri dan memaknai semua itu dengan membuka banyak klinik dan posyandu di desa-desa miskin.
Memaknai hidup
Ia memaknai hidupnya dengan menjadi makna bagi orang lain. Ada juga seorang pebisnis besar dengan latar belakang pertanian hijrah ke desa untuk memberdayakan para petani. Keduanya mengaku sangat menikmati pilihannya itu.
Fase ini merupakan fase kita menjadi pribadi yang lebih bermakna. Kita menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan bagi orang lain.
Hidup kita seperti roti. Roti akan berharga jika bisa kita bagikan bagi banyak orang yang membutuhkan. John Maxwell dalam buku Success to Significant mengatakan “Pertanyaan terpenting yang harus diajukan bukanlah apa yang kuperoleh. Tapi, menjadi apakah aku ini?”
Nah, Mahatma Gandhi menjadi contoh konkret pribadi macam ini. Sebenarnya, ia menjadi seorang pengacara sukses. Tapi, ia memilih memperjuangkan seturut nuraninya. Ia menjadi pejuang kemanusiaan bagi kaum papa India.
Nah, di fase manakah hidup kita sekarang? Marilah kita terobsesi bukan dengan bekerja atau memiliki, tetapi menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bermakna dan berkontribusi!

Sabtu, 09 Oktober 2010

In this life there will be times when you will be tested, 
times when you think you can't take anymore. 
But stay strong, for that's what will get you through.

DON'T GIVE UP!
DON'T GIVE UP!
DON'T GIVE UP!

Sabtu, 11 September 2010

Kekurangan Itulah Kelebihanmu

Seorang pembawa air memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari menggantung di ujung-ujung pikulan yang dibawanya di atas bahunya. Salah satu bejana itu memiliki retakan, sedangkan satunya lagi sempurna dan selalu berhasil membawa penuh air sepanjang perjalanan dari sungai ke rumah tuan si pembawa air.

Selama 2 tahun hal itu terus terjadi, si pembawa air setiap hari selalu hanya berhasil membawa satu setengah bejana air. Tentu saja bejana yang sempurna itu bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai dan sempurna sebagaimana selayaknya ia diciptakan. Tetapi bejana yang retak malu dengan ketidak-sempurnaan yang ada pada dirinya dan merasa sedih karena ia hanya mampu membawa setengah dari jumlah seharusnya ia diciptakan.

Setelah waktu 2 tahun berlalu dengan merasakan pahitnya kegagalan, suatu hari di tepi sungai si bejana retak berkata kepada si pembawa air. “Aku malu terhadap diriku dan aku ingin minta maaf kepadamu.”

“Kenapa? Apa yang membuatmu merasa malu?” tanya si pembawa air.

“Selama 2 tahun ini aku hanya mampu membawa setengah dari yang seharusnya bisa aku bawa. Semua ini karena retakan di tubuhku yang mengakibatkan air keluar lagi selama perjalananmu kembali dari sungai ke rumah tuanmu. Karena cacatku ini, kamu tidak mendapatkan nilai yang setimpal dengan tenaga yang kamu keluarkan.” Kata si bejana retak.

Si pembawa air merasa iba kepada si bejana tua yang retak itu dan dengan penuh kasih ia berkata, “Saat nanti kita berjalan kembali menuju ke rumah tuanku, aku mau kamu memperhatikan bunga-bunga indah di jalan setapak sepanjang perjalanan pulang.” Memang, ketika mereka mulai menaiki bukit, si bejana tua melihat sinar mentari menyinari bunga-bunga liar yang tumbuh indah di sisi jalan setapak. Hal itu membuat dia sedikit terhibur. Di akhir perjalanan, ia masih merasa bersalah karena setengah dari bawaannya telah mengucur keluar, ia kembali minta maaf.
Si pembawa air berkata kepada bejana itu, “Apakah kamu menyadari bahwa bunga-bunga di sepanjang jalan setapak itu hanya ada pada sisi dimana engkau ada tapi tidak ada di sisi bejana satu lagi? Itu karena aku selalu tahu mengenai cacatmu dan aku ‘mengambil keuntungan’ darinya. Aku menanam benih-benih bunga di sepanjang sisi jalan dimana kamu ada dan setiap hari ketika kita kembali dari sungai, kamu menyirami mereka. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga indah itu untuk menghiasi meja tuanku.Kalau kamu tidak menjadi sebagaimana kamu ada, tuanku tidak akan pernah menikmati keindahan bunga-bunga itu yang turut menyemarakkan rumahnya.”

Setiap dari kita memiliki ‘kecacatan yang unik’. Kita semua adalah bejana yang retak. Tapi bila kita mau menerima kekurangan kita dan mencari sisi lainnya untuk perbuatan baik, kita bisa ‘menebar atau menanam benih’ di sepanjang jalan kehidupan kita, sehingga kita tidak hanya bisa menikmati keindahan diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Jalani hidup ini dengan berani karena kita tahu bahwa Tuhan punya rencana, meskipun di dalam kelemahan kita, Dia sanggup mengubahnya menjadi kekuatan baru. Sebagaimana yang Dia janjikan bagi tiap-tiap orang yang bersandar kepada-Nya. Amin.
Semoga renungan ini menjadi berkat buat kita yang merasa hidupnya merasa kekurangan dalam diri masing-masing.