Jumat, 27 Mei 2011

Patung Kehidupan

Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini. Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.



Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya. Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang di perintahkannya. "Bagus.Bagus sekali," ujar sang Raja."Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini."

Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas, ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak. Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas.

Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya.Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkanmu bersama patung prajurit yang lain di depan sana. Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.

**Morale of story**

Kawan, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki. Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab,Tuhan pun menciptakan kita tidak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.

Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan. Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu.

Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan ditempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan. Syukuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!


Rabu, 25 Mei 2011

Pemburu dan Peternak Domba

lkisah, pada zaman dahulu di sebuah desa, hiduplah keluarga pemburu dan peternak yang bertetangga. Untuk membantu saat berburu, si pemburu memiliki anjing-anjing peliharaan yang galak namun kurang terlatih. Celakanya, saat di rumah, anjing-anjing itu sering melompati pagar dan melukai domba-domba si peternak. Walaupun sudah diperingatkan untuk menjaga anjing-anjingnya, si pemburu tidak mau peduli. 

Hingga suatu hari, kembali salah satu domba diserang dan terluka cukup parah.
Habislah kesabaran si peternak! Setelah berpikir lama, ia memutuskan pergi ke kota untuk menemui seorang hakim yang bijaksana. Setelah sang hakim mendengarkan cerita si peternak itu, dia berkata bijak, "Peternak yang baik, saya sebagai hakim, terhadap aduanmu, bisa saja menghukum si pemburu untuk mengganti kerugianmu dan memerintahkan dia untuk merantai atau mengurung anjing-anjingnya. Tetapi, bila itu saya lakukan, kamu akan kehilangan seorang teman. Mana yang lebih kamu inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?"
"Pak Hakim, jujur saja, walapun saya merasa dirugikan secara materi, tetapi saya tidak ingin punya musuh, apalagi tetangga yang telah menjadi kawan saya sedari kecil," kata si peternak dengan suara murung.

"Jawaban yang baik dan bijak! Jika kamu ingin domba-dombamu aman tetapi tetanggamu menjadi teman yang baik, saya berikan sebuah saran...silakan kamu jalankan." Setelah mendengar saran sang hakim, si peternak langsung setuju.

Sesampainya di rumah, peternak itu segera menuju ke kandang dan memilih sepasang anak domba yang sehat, kemudian menghadiahkannya kepada anak-anak tetangganya. Keluarga si pemburu menerima hadiah itu dengan penuh sukacita. Tak lama, anak-anaknya pun asyik bermain dengan domba-domba kecil yang lucu dan keesokan harinya mereka mulai berkunjung ke rumah si peternak untuk belajar merawat domba-domba tersebut.
Melihat kebahagiaan anak-anaknya, tanpa diminta, si pemburu dengan sukarela mengurung anjing-anjingnya agar tidak mengganggu domba-domba kecil kesayangan anak-anaknya. Dan sejak saat itu pula, domba-domba si peternak pun menjadi aman.

Untuk membalas kebaikan si peternak, si pemburu selalu membagi hasil buruannya ke si peternak. Si peternak membalasnya dengan mengirimkan susu dan keju dari hasil dari peternakannya. Akhirnya...singkat cerita, si pemburu dan si peternak pun kembali bertetangga dengan bahagia. :)


Sahabat yang Luar Biasa!
Cara terbaik untuk "mengalahkan" dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih. Seperti dicontohkan pada cerita di atas, saat keburukan dan sifat ego dibalas dengan kebaikan, ternyata hasilnya membawa manfaat dan kebahagiaan bersama.
Demikian pula di kehidupan ini, saat ego dikalahkan maka kemenangan akan memihak kepada kita. Saat perbuatan baik kita lakukan, sesungguhnya kita sedang melindungi diri sendiri dari kemalangan yang mungkin sedang mengintai.Mari, mulai membantu dan memberi perhatian kepada orang-orang di sekitar kita.


Senin, 23 Mei 2011

Seekor anak kerang didasar laut mengeluh kepada ibunya...
 "Ibu...... Sebutir pasir tajam masuk kedalam tubuhku yang lembek ini ibu ".
"Anakku, Tuhan tak memberi kita tangan, sehingga ibu tidak bisa menolongmu.
Ibu tahu, itu sakit, tapi terimalah sebagai takdir. Kuatkan hati, kerahkan semangat melawan nyeri yang menggigit. Balut pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itulah yang bisa kau perbuat" Kata ibunya dengan sendu dan lembut sambil menitikkan airmata Anak kerang pun menurut.

Kadang rasa sakit begitu hebatnya sehingga ia sempat meragukan nasehat ibunya.
Dengan air mata ia bertahan tidak hanya hari demi hari, tapi bertahun - tahun.
Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.
Makin lama makin halus rasa sakitpun makin berkurang makin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit akhirnya menghilang sama sekali.

Sekarang.......... Sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal terbentuk dengan sempurna.
Penderitaannya membuahkan hasil yang menakjubkan. Dirinya kini menjadi sangat sangat berharga.





Morale of the story!


Sahabat... Untuk mencapai KESUKSESAN...
Tidak ada yang datang dengan serta merta
Tidak ada 'makan siang gratis'

KESUKSESAN harus melalui suatu PROSES PANJANG...
seumur hidup kita ini Perjuangan.
Adalah suatu proses Kerja keras, suatu proses Penderitaan, suatu proses Ketidaknyamanan, suatu proses Kegagalan.

KEGAGALAN adalah suatu PROSES
KESABARAN adalah SYARATnya,
KEIKHLASAN adalah NYAWAnya dan
RASA SYUKUR adalah OBATnya

Tidak ada KESUKSESAN tanpa KEGAGALAN dan tidak ada KEBAHAGIAAN tanpa PENDERITAAN

Tidak ada KESUKSESAN bila itu FANA dan tidak ada PENDERITAAN kalau cuma SEMENTARA

KESUKSESAN dan KEBAHAGIAAN yang sebenarnya ... Adalah apabila dia ABADI

Dan KEGAGALAN serta PENDERITAAN yang sebenarnya... Adalah apabila dia ABADI

MARI ABADIKAN YANG TERSISA UNTUK SEBUAH KESUKSESAN YANG ABADI

Senin, 16 Mei 2011

dear GOD..

Anda memiliki momen indah ini, nikmatilah sekarang; ketahuilah bahwa ini pun akan berlalu, sehinga Anda bisa bebas dan siap untuk kedatangan momen berikutnya, dan lepaskan pula momen itu. 

Minggu, 15 Mei 2011

Belajar Dari Kesalahan? Kuno!

Dari dulu hingga detik ini, saya yakin kita pasti pernah denger anjuran-anjuran yang bunyinya kira-kira seperti ini, “Belajarlah dari kesalahan supaya ke depannya tidak terulang lagi.”

Kalau menurut saya, anjuran ini sudah kuno! Tapi, bukan berarti anjuran ini sudah tidak pantas untuk didengar lagi. Loh koq? Karena anjuran ini masih tetap valid alias masih perlu untuk didengar dan dilaksanakan. Trus, kenapa dibilang kuno? Karena sesungguhnya anjuran ini bisa dibuat lebih relevan ke kehidupan jaman sekarang.

1. Sebaiknya, kita tidak hanya belajar dari kesalahan kita sendiri. Tapi kita juga harus belajar dari kesalahan orang lain. Kalau sudah tahu di depan kita ada lubang dan sudah ada orang di depan kita yang ketika berjalan jatuh di lubang tersebut, kenapa kita harus jalan dan terjatuh ke lubang yang sama? Dengan belajarin kesalahan orang lain, kita akan bisa sampai ke tempat tujuan lebih cepat (karena tidak harus terjatuh dulu)

2. Jangan hanya belajar dari kesalahan. Belajarlah juga jadi keberhasilan. Saya tipe orang yang ngga gampang puas. Motto profesionalisme saya “Keep challenging yourself, never be satisfied, and always perform beyond expectation”. Nah, apapun yang telah saya lakukan, selalu saya analisa. Banyak orang hanya belajar dari kesalahan, dan ketika dia sukses melakukan sesuatu, dia tidak pelajari karena dia sudah puas dengan apa yang dia raih. Kalau saya, susah untuk puas. Jadi seberapapun keberhasilan yang saya raih, selalu saya analisa. Tujuannya apa? Supaya lain kali, saya bisa melakukannya lebih baik lagi!

3. Nah, kalau sudah tahu bahwa sebaiknya kita tidak hanya belajar dari pengalaman diri sendiri, dan juga jangan hanya belajar dari kesalahan… kalau digabungkan, sebaiknya kita juga belajar selain dari kesalahan orang lain, juga dari keberhasilannya! Kalau kita hanya belajar dari kesalahan orang lain, kita hanya bisa memperbaikinya. Kalau kita bisa belajar dari keberhasilan orang lain, berarti kita memiliki chance untuk bisa lebih berhasil dari yang dicapai orang itu! Alangkah lebih baik kan?

Jadi singkat katanya, ayo mulai sekarang kita “Belajarlah dari kesalahan dan keberhasilan diri sendiri dan orang lain!”





sumber

Sebuah pembelajaran itu indah

aku belajar diam dari banyaknya bicara..

aku belajar sabar dari sebuah kemarahan..

aku belajar mengalah dari suatu keegoisan..

aku belajar menangis dari kebahagiaan..

aku belajar tegar dari kehilangan..

hidup adalah BELAJAR..
- Belajar bersyukur meski tak cukup
- Belajar ikhlas meski tak rela
- Belajar taat meski berat
- Belajar memahami meski tak sehati
- Belajar sabar meski terbebani
- Belajar setia meski tergoda
- Belajar memberi meski tak seberapa
- Belajar mengasihi meski disakiti
- Belajar tenang meski gelisah
- Belajar tersenyum meski hati terluka..

Maka yang ku tau sebuah pembelajaran itu indah..





sumber

Senin, 09 Mei 2011

Remember..
The greatest gift is not found in a store, not found under a tree..
But.. in the heart of true friends..

Sabtu, 07 Mei 2011

DILUAR PIKIRAN MANUSIA

Dua orang malaikat berkunjung ke sebuah rumah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar & tak mengijinkan kedua malaikat itu tidur dalam ruang tamunya. Malaikat itu ditempatkan di kamar kecil yg ada di basement. Ketika malaikat hendak tidur, malaikat tua melihat bahwa ada dinding basement yg retak, lalu mereka memperbaikinya.

Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah keluarga petani miskin tapi sangat ramah. Dan petani itu mempersilahkan kedua malaikat itu untuk tidur dikamarnya. Keesokan harinya malaikat menemukan petani itu & istrinya menangis sedih karena sapinya terbaring mati. Malaikat yg lebih muda geram & bertanya pada malaikat yg lbh tua "Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg kaya itu memiliki segalanya & engkau membantu menambalkan dindingnya, sedang keluarga petani yg miskin ini mengapa kau biarkan sapinya mati?".

Malaikat yg tua berkata, "Sesuatu tidak slalu kelihatan sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di sana aku melihat emas tersimpan di lubang dinding itu, karna orang kaya tersebut tamak maka aku menutup lubang dindingnya agar ia tidak menemukan emas itu. Tadi malam ketika kita tidur di kamar petani miskin itu, malaikat maut datang mau mengambil nyawa istrinya maka aku memberikan nyawa sapinya, sehingga istrinnya tidak meninggal. 

PESAN MORAL, Saat tak paham maksud Tuhan, Pilihlah PERCAYA,  Saat tertekan oleh keadaan disekitar, Pilihlah BERSYUKUR, Saat rencana hidupku berantakan, Pilihlah BERSERAH, SEBAB TUHAN senantiasa menyertai kita. Karna kita diciptakan sesuai gambar & rupa ALLAH, dan harkat martabat kita melebihi makhluk ciptaan TUHAN lainnya, maka TUHAN tak mungkin tak akan peduli dengan kita. Kuatkan IMAN anda !!! 

Yesaya 55:8 Sebab rancanganKU bukanlah rancanganMu, dan jalanMu bukanlah jalanKU, demikianlah firman TUHAN.

Kamis, 05 Mei 2011

INIPUN AKAN BERLALU

Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka. Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turuntemurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.” Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. 

Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut. Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sanasini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naikturun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.




sumber