Kamis, 31 Maret 2011

3 Hal Dalam Hidup

3 hal dalam hidup yang tak pernah kembali:
1. Waktu
2. Perkataan
3. Kesempatan

Kita tak bisa memutar kembali waktu, tapi kita bisa menciptakan kenangan dengan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang ada, walau sebentar, untuk menciptakan kenangan yang berarti.

Time is free but it's priceless, u can't own it but u can use it. U can't keep it but u can spend it  =)

Kita tak bisa menarik ucapan kasar yang keluar dari mulut kita atau statement yang telah membuat harga diri kita lebih penting dari pada menariknya kembali dan mengucapkan maaf.
Kita tak bisa menghapus caci maki yang telah kita katakan hingga membuat orang lain marah, terluka atau menangis.
Tapi kita bisa membuat apa yang selanjutnya keluar dari mulut kita menjadi lebih banyak pujian dibanding caci maki, lebih banyak syukur dan terima kasih dari pada keluhan atau komplain, dan lebih banyak nasihat positif dari pada sulutan amarah.

Kita tak bisa mendapatkan kembali kesempatan yang sudah kita lewatkan.
Tapi kita bisa menciptakan peluang untuk membuat kesempatan-kesempatan lain datang dalam hidup kita dengan lebih memperhatikannya.


3 hal dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan

Jika kita tidak memiliki uang, dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.

Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka pergunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang yang jujur adalah orang-orang yang terhormat.

Jika kita telah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal-hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya kita.

Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.

Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan 


3 hal dalam hidup yang paling berharga:
1. Keluarga
2. Sahabat
3. Cinta

Kekayaan bukan soal berapa banyak uang yang anda miliki.
Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki saat anda kehilangan semua uang anda.

Jika anda kehilangan semua uang anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki keluarga.

Jika anda kehilangan semua keluarga anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki sahabat.

What is the difference between blood and friend?
>>Blood enters the heart and flows out, but friend enters the heart and stay inside.

Jika anda kehilangan semua keluarga anda dan tak ada satu pun sahabat, maka ingatlah bahwa anda masih memiliki cinta untuk mendapatkan mereka kembali, untuk mengenang masa-masa indah bersama mereka dan untuk menciptakan persahabatan yang baru dengan kehangatan kasih yang mampu anda berikan ^^

If love hurts, then love some more.
If love hurts some more, then love even more.
If love hurts even more, then love till its hurt no more 


Patricia Grace


Minggu, 27 Maret 2011

The hardest part is usually thinking about it. 
STOP thinking and START doing!

Senin, 21 Maret 2011

Ikan kecil dan air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”


Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”




Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?” Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”



"Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya. "




sumber

Sabtu, 19 Maret 2011

Men-Traktir Vs. Di-Traktir

Saya yakin Agan ngga akan suka sama orang yang 'hitung2an'. Kasarnya, seperak dua perak aja ditagih. Pernah ngerasain?

Dalam berteman, kalau bisa jangan 'hitung2an'. Dari kecil saya lebih milih & lebih sering untuk ntraktir teman hari ini, next time dia yang nraktir saya; daripada makan kita hari ini bayar sendiri-sendiri. Emang ini banyak pro dan kontranya. Kalau ketemu orang yang sukanya cuma ditraktir gimana?

Nah, beberapa waktu lalu di twitter @billyboen saya men-share 1 ajaran dari ayah saya, yang ternyata dapat banyak tanggapan:

"Kalau kamu bisa mentraktir orang lain, berarti kamu 'lebih"

Karena ajaran my Dad inilah, sekarang kebiasaan saya untuk mentraktir orang sudah tidak bisa saya hilangkan (memang ngga pengen saya hilangkan). Apakah saya hanya traktir mereka yang sosial statusnya di bawah saya? TIDAK! Seringkali saya mentraktir mereka yang jauh lebih kaya raya dibandingkan saya. Koq bisa? Bukannya enakan ditraktir?

Pemikiran saya bukan begitu. Saya berpikir, "Harga makanan yang saya bayar, murah banget dibandingkan waktu yang dia berikan untuk mau makan sama saya."

Dalam konteks ada yang ulang tahun saja, saya selalu tidak ingin melontarkan pertanyaan iseng seperti yang sering dilakukan oleh banyak orang, "Wah ultah, kapan nih traktir2nya?"

FYI aja, di Amerika... yang ultah itu yang ditraktir oleh teman-temannya! Koq bisa? Kalau menurut saya make sense. Yang ultah kan mau senang2, koq malah disuruh ntraktir? Kaya seolah-olah untuk bisa bareng teman-temannya, teman2nya harus 'dibeli'... harus ditraktir. Semakin kaya seseorang, semakin perayaannya meriah.

Coba bayangkan kalau sistemnya dibalik. Yang ultah yang ditraktir oleh teman-temannya. Yang ultah akan benar2 senang. Dan berapa sih biaya untuk traktir makanan 1 orang, kalau dibagi misal ber-10 atau ber-20?

Dalam dunia bisnis pun seperti itu... orang yang ngga 'hitung2an' akan lebih mudah untuk mendapatkan teman (lebih kuat daripada hanya network). Dan ini pasti berimbas ke bisnisnya.

Biasakan dari sekarang untuk ngga 'hitung2an', biasakan untuk memberi, bukan menunggu untuk diberi. Berusahalah untuk menjadi orang yang 'lebih'.


tulisan ini sepenuhnya saya ambil dari kaskus Thread yang bersangkutan
tujuannya cuma untuk berbagi.. :)

Rabu, 09 Maret 2011

Bahagia

Suatu ketika istri John Maxwell, pembicara motivator top, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang "kebahagiaan". Maxwell sang suami duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan dan tiba disesi tanya jawab. Setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tanganya untuk bertanya.
ibu: "Mrs. Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia ?"
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus.
Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi,"John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."
Seisi ruangan menoleh ke arah Maxwell. Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar.
Rasanya ingin cepat-cepat keluar.
Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik.
Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."
Tiba-tiba ada suara bertanya,"Mengapa?"
"Karena," Jawabnya,"tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kabahagiaanku selain diriku sendiri."
Margaret mengatakan, tidak ada orang lain yang bisa membuatku bahagia.
Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu.
Semua itu tidak bisa membuatku bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesunguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, cantik istrimu/gagah suamimu atau sesukses apa hidupmu.
BAHAGIA adalah pilihanmu sendiri.

7 kata "UP" untuk sukses

1. WAKE UP (Bangun).
Tidak peduli berapa kali kita gagal, tapi jika kita lebih banyak bangun & memulai lagi, kita akan sukses.

2. DRESS UP (Berhias).
Kecantikan dari dalam jauh lebih penting dari pada sekedar hiasan luar yg sementara. Miliki mentalitas berkelimpahan, hasil dari suatu harga diri & rasa aman yang dalam. Ini akan menghasilkan kesediaan untuk berbagi pernghormatan, keuntungan, dan tanggung jawab.

3. SHUT UP (Berhenti bicara).
Berhentilah bicara tentang kesuksesan masa lalu, sudah saatnya fokuskan diri untuk kesuksesan masa depan.

4. STAND UP (Berdiri).
Berdirilah teguh pada keyakinan awal bahwa kita pasti berhasil.

5. LOOK UP (Pandanglah).
Saat peresmian Disney Land, seorang wartawan bertanya pada istri almarhum Walt Disney "bagaimana perasaan bapak kalo lihat impiannya telah jadi kenyataan dengan dibukanya Disney Land ini?" Istri Walt Disney menjawab "Ia telah melihat ini semua terjadi jauh sebelum proyek ini terbentuk". Lihatlah semua impian kita dalam imajinasi kita seakan-akan semuanya telah terjadi.

6. REACH UP (Capailah).
Capailah sesuatu yang lebih tinggi dari prestasi sebelumnya karena itu menandakan bahwa kita memang bertumbuh.

7. LIFT UP (Naikkan). 
Naikkan semua impian kita dalam bentuk doa ucapan syukur seakan2 semua telah terjadi.


Jumat, 04 Maret 2011

Benahi Lemari Hatiku

Kubuka lemari bajuku. Sudah terlalu penuh.
Banyak barang yang kurang perlu. Baju lama yang sudah kusam, namun rasanya sayang untuk dibuang. Karena ada memori di sana, yang memberi orang yang dekat di hati. Tak jarang, kubuat sebagai baju tidur. Karena nyaman, karena enak dipakai. Tetapi jumlahnya makin hari makin banyak. Sehingga memenuhi lemari baju yang tidak seberapa luas ini.Bukankah seharusnya mulai kupilah dan kupilih, dengan tanpa mengurangi hormat kepada orang-orang terkasih?

Di satu bagian lemari bajuku, kulihat banyak baju yang kubeli secara impulsif. Karena diskon, mumpung murah. Lalu kubeli. Sampai di rumah, ternyata tak terlalu cocok untuk dipakai. Jadi, hanya buat pajangan di almari, tanpa sempat kupakai sama sekali. Sayang sebetulnya, tetapi terkadang itu memang pernah terjadi. Mereka pun harus kuangkut daripada terus ‘nyangkut’ di almari.

Ada beberapa baju yang mulai kesempitan, karena tubuhku sudah mulai membesar. Dan sudah harusnya kuhibahkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Mungkin pembantu, mungkin panti asuhan, mungkin orang yang berkekurangan. Ah, semangat berbagi tiba-tiba memenuhi hatiku. Mumpung masih bagus kondisinya. Daripada nanti semakin menguning dan berubah warna, bukankah lebih baik diberikan di saat masih bisa?

Ada beberapa baju yang terlalu besar bagiku. Baju-baju saat aku sedang lebih gemuk dari kondisi sekarang. Aku juga akhirnya memutuskan untuk menghibahkan mereka. Karena kalau untuk jaga-jaga, misalkan suatu saat gemuk lagi… Ah, nanti aku tak mau jaga berat badanku dan mencari-cari alasan: mumpung masih ada baju-baju kegedean… Berbagi sajalah, bukankah itu indah?

Setelah sebagian besar baju yang tak terpakai: salah beli, kebesaran, kekecilan, dikeluarkan… Terasa begitu lega memandangi lemari bajuku sendiri. Terasa enteng, ringan, dan tak terlalu sumpek seperti biasanya... Legaaa sekali! Juga mengingatkanku untuk mawas diri, biar tak menghamburkan uang secara percuma lagi. Sayang sekali nanti jika harus terbuang seperti ini…

***
Kubuka lemari hatiku.
Banyak kenangan masa lalu yang pahit berada di situ. Kenangan yang tak mau kulepaskan, walaupun kutahu dengan melepaskan berarti aku yang disembuhkan. Banyak luka, ada dendam, ada kekecewaan berlebihan atas kegagalan, ada rasa malu yang tak pernah selesai. Ah, terlalu banyak yang tak perlu kutampung di hatiku. Sehingga hatiku terasa penuh sesak dengan hal-hal yang tak perlu. Membuat pusing kepala, membuat sakit yang mendera dan membuat sesak nafas ketika mereka melintas di depan mata…

Kupikir, ketika aku bisa melakukannya terhadap lemari bajuku, kenapa tidak kucoba lakukan bagi lemari hatiku?

Kucoba lakukan itu…
Walaupun kutahu, tidak begitu mudah untuk lupakan semua seolah amnesia. Atau menjentikkan jari belaka…
Tetapi, biarlah hari ini, aku mau menata dan membenahi lemari hatiku. Buat kesehatan jiwaku sendiri. Buat kesembuhanku. Karena kutahu, kesembuhan itu akan terjadi hanya jika kubuat langkah awal hari ini.
Aku mau berbenah. Melepaskan yang tidak perlu. Tanggalkan dendam dan benci di masa lalu, tinggalkan kuatir dan cemas tentang masa depan. Dan berusaha untuk hidup bahagia di hari ini.

Lemari bajuku sudah lebih ringan. Lemari hatiku juga. Walaupun belum seringan lemari bajuku. Tetapi sudah kucoba lakukan langkah-langkah pendahuluan untuk itu.

Berbenah lagi, menata lagi…
Semoga hari ini dan esok lebih baik dengan niatan ini :)



sumber
Do not ask for given the ease of life, but is begging to be given strength to face life.

thats what i need now.. strength to facing my life..
the longer I live the more heavy burden I have to face.
now i feel really tired, bored, loses my spirit and no motivation to continue every thing i do from the begining.
But, every time i want to give up, there's always something inside telling me to just give it some time.