start talking
Jumat, 27 Januari 2012
Si Tukang Kayu dan Rumahnya
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebernya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengah ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhrnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh saying ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu dating melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “ini adalah rumahmu.” Katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kedangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusah ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kira selesaikan rumah kita dangan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakanya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bias diterangkan lebih jelas lagi.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
Rabu, 18 Januari 2012
"I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand." - Confucius
The first time i hear this quote i just feel like nothing special. I got this quote from my lecute today, and when he wrote this quote at the white board and after he explain what the meaning of the quote i just feel like he slap at my face to weak up me. Guest what? This not only a word or a simple quote. What the qoute say is really happen to me as a college student. I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand. I will always remember this quote, and Thank you Sir for today class. I learned something that will never find anywhere.
"Tell me and I forget. Teach me and I rember. Involve me and I learn." - Benjamin Franklin
Sabtu, 14 Januari 2012
HUKUM KARMA
Dua orang Perempuan masing2 sedang membuat Kue..
Perempuan pertama memiliki bahan2 yang memprihatinkan :
Terigu tua yang lumutan, sehingga gumpalan2 hijaunya harus ditampi terlebih dahulu..
Mentega yang diperkaya Kolesterol yang sudah agak masam..
Dia harus menyisihkan bongkahan2 cokelat dari gula pasirnya (karena seseorang telah menyendok dengan sendok basah bekas mengaduk kopi)
Satu2nya Buah yang dipunyainya adalah Kismis purba, sekeras Uranium..
& Dapurnya bergaya 'Pra Perang Dunia' entah Perang Dunia yang mana..
Perempuan Kedua memiliki bahan2 terbaik :
Tepung terigu murni hasil cocok tanam Organik, dijamin bukan hasil rekayasa genetik..
Dia punya mentega bebas kolesterol, gula pasir & Buah2 an segar, langsung dari Kebun sendiri..
& Dapurnya adalah Dapur Mutakhir, dengan segala peralatan Modern..
Perempuan mana yang membuat Kue yang lebih enak?
Acap kali, bukan orang yang memiliki bahan2 terbaiklah yang dapat membuat Kue terbaik..
Ada yang lebih dari sekedar bahan baku..
Kadang2 orang dengan bahan2 yang mengenaskan mengerahkan segenap daya, Perhatian & Cintanya untuk memanggang kuenya,
Sehingga menghasilkan Kue yang terlezat..
Apa yang kita lakukan dengan bahan2 lah yang membuat Kue jadi berbeda..
Saya punya beberapa teman yang memiliki bahan2 yang menyedihkan dalam hidupnya :
Mereka lahir dalam kemiskinan,
Korban kekerasan terhadap anak,
Tidak pintar di sekolah,
Mungkin cacat & tidak mahir berolahraga..
Namun segelintir Kualitas yang mereka miliki diracik dengan begitu Baik,
Sehingga menghasilkan KUE yang begitu mengagumkan..
Saya betul2 mengagumi mereka..
Kenalkah Anda dengan orang2 seperti ini?
Saya juga punya beberapa teman yang memiliki bahan2 Terbaik untuk menjalani hidup mereka..
Keluarga mereka berkecukupan & penuh Kasih Sayang..
Mereka cerdas di sekolah,
Berbakat dalam Olahraga,
Berpenampilan menarik & terkenal,
Namun mereka menyia2kan masa mudanya dengan obat2 an terlarang atau alkohol..
Kenalkah Anda dengan orang2 seperti ini?
Setengah dari KARMA adalah Bahan2 yang kita miliki..
Setengah sisanya,
Bagian yang paling menentukan adalah :
Apa yang kita lakukan dengan bahan2 tersebut dalam hidup ini..
(AJAHN BRAHM)
sumber
Perempuan pertama memiliki bahan2 yang memprihatinkan :
Terigu tua yang lumutan, sehingga gumpalan2 hijaunya harus ditampi terlebih dahulu..
Mentega yang diperkaya Kolesterol yang sudah agak masam..
Dia harus menyisihkan bongkahan2 cokelat dari gula pasirnya (karena seseorang telah menyendok dengan sendok basah bekas mengaduk kopi)
Satu2nya Buah yang dipunyainya adalah Kismis purba, sekeras Uranium..
& Dapurnya bergaya 'Pra Perang Dunia' entah Perang Dunia yang mana..
Perempuan Kedua memiliki bahan2 terbaik :
Tepung terigu murni hasil cocok tanam Organik, dijamin bukan hasil rekayasa genetik..
Dia punya mentega bebas kolesterol, gula pasir & Buah2 an segar, langsung dari Kebun sendiri..
& Dapurnya adalah Dapur Mutakhir, dengan segala peralatan Modern..
Perempuan mana yang membuat Kue yang lebih enak?
Acap kali, bukan orang yang memiliki bahan2 terbaiklah yang dapat membuat Kue terbaik..
Ada yang lebih dari sekedar bahan baku..
Kadang2 orang dengan bahan2 yang mengenaskan mengerahkan segenap daya, Perhatian & Cintanya untuk memanggang kuenya,
Sehingga menghasilkan Kue yang terlezat..
Apa yang kita lakukan dengan bahan2 lah yang membuat Kue jadi berbeda..
Saya punya beberapa teman yang memiliki bahan2 yang menyedihkan dalam hidupnya :
Mereka lahir dalam kemiskinan,
Korban kekerasan terhadap anak,
Tidak pintar di sekolah,
Mungkin cacat & tidak mahir berolahraga..
Namun segelintir Kualitas yang mereka miliki diracik dengan begitu Baik,
Sehingga menghasilkan KUE yang begitu mengagumkan..
Saya betul2 mengagumi mereka..
Kenalkah Anda dengan orang2 seperti ini?
Saya juga punya beberapa teman yang memiliki bahan2 Terbaik untuk menjalani hidup mereka..
Keluarga mereka berkecukupan & penuh Kasih Sayang..
Mereka cerdas di sekolah,
Berbakat dalam Olahraga,
Berpenampilan menarik & terkenal,
Namun mereka menyia2kan masa mudanya dengan obat2 an terlarang atau alkohol..
Kenalkah Anda dengan orang2 seperti ini?
Setengah dari KARMA adalah Bahan2 yang kita miliki..
Setengah sisanya,
Bagian yang paling menentukan adalah :
Apa yang kita lakukan dengan bahan2 tersebut dalam hidup ini..
(AJAHN BRAHM)
sumber
Jumat, 13 Januari 2012
Friendship
Friendship is love,
Without friendship love means nothing!
Without friendship love is empty…
Without friendship love is boring...!
Friendship means sharing…
People learn to share from friendship,
Share everything they have in life,
Friendship is like stars,
Even though we always see them together
Always mean to each other…
But,
Sometimes they argue!
Friendship is like flower,
Soft but strong!
Friendship is like sun,
Bright and beautiful!
Friendship is everything in life,
Life without friendship is like life without air…
Life without friendship is like eats without food
And
Life without friendship is like body without soul…
Friendship is wide!
Anybody can be our friend,
Our parents, our grandparents, our sister, our brother and even our school principal!
Friendship…. Is everything!
Without friendship love means nothing!
Without friendship love is empty…
Without friendship love is boring...!
Friendship means sharing…
People learn to share from friendship,
Share everything they have in life,
Friendship is like stars,
Even though we always see them together
Always mean to each other…
But,
Sometimes they argue!
Friendship is like flower,
Soft but strong!
Friendship is like sun,
Bright and beautiful!
Friendship is everything in life,
Life without friendship is like life without air…
Life without friendship is like eats without food
And
Life without friendship is like body without soul…
Friendship is wide!
Anybody can be our friend,
Our parents, our grandparents, our sister, our brother and even our school principal!
Friendship…. Is everything!
Kebiasaan yang Diulang
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada pertandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat. Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah di lepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap,"Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk,"Panglima memang hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab,"tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh merendahkan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,"Itu hanya keahlian yang didapat dati kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
_________________________________________________________________________________
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan.
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa di bentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, tanggung jawab, dll.
Mari kita siap melatih memelihara dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat. Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah di lepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap,"Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk,"Panglima memang hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab,"tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh merendahkan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,"Itu hanya keahlian yang didapat dati kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
_________________________________________________________________________________
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan.
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa di bentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, tanggung jawab, dll.
Mari kita siap melatih memelihara dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Keseimbangan Hidup
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarganya tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya,"Maaf, Pak, bagaimana bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah,"Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh mengelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkuk susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari."
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkuk susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya,"Anak muda, kamu sudah lihat batu-batuan ku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab,"Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkuk susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata,"Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkuk yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkuknya, si pemuda berkata,"Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua."
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkuk itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olemu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus umah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaiman membagi dan mamnfaatkannya. JIka kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis."
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira,"Terima kasih Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati."
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya,"Maaf, Pak, bagaimana bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah,"Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh mengelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkuk susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari."
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkuk susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya,"Anak muda, kamu sudah lihat batu-batuan ku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab,"Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkuk susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata,"Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkuk yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkuknya, si pemuda berkata,"Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua."
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkuk itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olemu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus umah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaiman membagi dan mamnfaatkannya. JIka kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis."
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira,"Terima kasih Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati."
Langganan:
Komentar (Atom)

